Daftar Isi

Afghanistan

Ini mungkin negeri terpanas dalam urusan domestik. Sejak merdeka dari Inggris 19 Agustus 1919, Afghanistan tak lekang dari pertikaian. Sekitar 46 persen dari 647.500 km2 wilayahnya adalah padang dan bukit-bukit tandus. Secara geografis, Afghan terjepit Pakistan di timur dan selatan, Iran di barat, serta Uzbekistan dan Tajikistan di utara. Negara ini tak memiliki akses ke laut. Hal tersebut menyulitkan perdagangan Afghan.

Afghan beribukota di Kabul. Jumlah penduduk negara tersebut sekitar 25,8 juta. Pemerintahan dipimpin oleh kelompok Taliban.

Bangsa Afghan adalah keturunan dari hasil kawin campur antara berbagai bangsa penakluk seperti Persia, Arab, Turki dan Mongol. Mereka terbagi dalam berbagai kelompok suku. Yang dominan adalah Pashtun (38 persen), Tadzik (25 persen) serta Hazara 19 (persen). Etnis lain adalah Uzbek, Aimaks, Turkmen, Baloch dan banyak lainnya.

Mereka umumnya bertemperamen keras dan pemberani. Pertikaian internal acap terkait dengan masalah etnis tersebut. Termasuk pertikaian terakhir antara kelompok bekas pemerintahan terdahulu pimpinan Burhanuddin Rabbani dan Ahmad Syah Massoud, dengan kelompok pemerintahan Taliban sekarang. Pemerintahan Rabbani yang dituding kurang militan dalam Islam, banyak dikendalikan oleh orang-orang Tadzik. Sedangkan Taliban sekarang berasal dari kelompok pelajar beretnis Pashtun.

Islam masuk ke Afghan sejak masa Khalifah Ummar bin Khaththab, melalui rombongan misi pimpinan Asin bin Umar Attamimi. Di masa Khalifah Utsman bin Affan, Islam mencapai wilayah Kabul sekarang. Sejak 870 Masehi, Islam praktis telah mengakar ke seluruh wilayah Afghan.

Masjid Mazar-e Sharef

Afghan juga merupa kan pintu masuk penyebaran Islam ke lembah Hindus dan Gangga melalui celah Khiber yang terjal di perbatasan Pakistan. Dari sanalah Islam menjangkau wilayah Pakistan, India, Bangladesh hingga Rohingya - Myanmar Barat. Dari India, Islam kemudian menyebar ke Maladewa, Srilanka hingga Kepulauan Nusantara. Hingga era 1970-an, Afghan masih merupakan negara sangat tradisional. Setiap wilayah dikendalikan pemuka masyarakat dengan kelompok masing-masing. Raja hanya berfungsi menyatukan mereka secara nasional. Tingkat buta huruf mencapai lebih dari 90 persen. Kemudian terjadi kudeta.

Kalangan muda berpendidikan Barat hendak memanfaatkan momentum itu, untuk memperlancar pembaruan menyeluruh melalui reformasi agraria, mendorong perempuan bersekolah, serta melarang perkawinan di bawah umur. Perselisihan dengan tokoh adat terjadi. Pemerintahan Babrak Karmal tiba-tiba memaksakan ideologi Marxisme di seluruh bangsa. Kaum ulama memberontak. Pada 1979, pasukan merah Uni Sovyet melakukan invasi ke Afghan. Perang berkecamuk. Pemerintah Kabul dan Soviet melawan kaum adat dan mujahiddin.

Tanggal 15 Februari 1989, Soviet mundur. Mujahiddin menguasai Afghan. Namun timbul pertikaian faksi Hekmatyar (Pashtun), Massoud (Tajik), Dostum (seorang Uzbek mantan jenderal pemerintah) serta faksi-faksi kecil. Setelah kembali terjadi perang berkepanjangan, pemerintahan koalisi terbentuk. Namun Taliban memberontak. Kini Taliban menguasai hampir seluruh wilayah, kecuali sedikit di utara yang berbeda di tangan pasukan Massoud.

Afghan memiliki sejumlah sumber daya alam, terutama gas alam. Juga minyak, batubara, tembaga, sulfur, barit, timah, seng, biji besi serta batu mulia. Perang telah menghancurkan perekonomian sehingga bangsa ini menjadi bangsa termiskin di dunia. Politik di Pakistan dan Iran acap mempersulit Afghanistan pula. Apalagi, Barat terus menekan Afghan terutama setelah Amerika menuding Usama bin Laden -pejuang perang Afghan putra konglomerat Saudi- dituding sebagai teroris.